Sejarah singkat Topeng Ratu Dari
Berdasarkan penuturan Jro Mangku Gede dari Desa Ketewel menurut sastra di Ketewel, Topeng Sang Hyang Legong ini dibuat oleh Ki Lampor yang berasal dari Lembah Semeru Agung, Jawa Timur dikutip dari channel YouTube Tjok Gde Raka Sukawati.
Ki Lampor diminta untuk membuat topeng Ida Ratu Dari yang berjumlah 9 topeng. Pada pembuatan topeng ini, Ki Lampor mendapatkan titah dari Sang Hyang Pasupati agar topeng ini dibuat dari kayu Jor Jenar.
Topeng Ida Ratu Dari ini memiliki ciri khas sebagai wujud Betara Indra. Lalu topeng itu pun distanakan dulu di Alas Jerem (sebelum ada Desa Ketewel). Setelah itu Ida Betara Indra pun memberikan nama pada topeng itu seperti bagaimana bidadari di Surga.
Baca Juga: Sejarah Tari Bali Topeng Legong dari Desa Ketewel, Sakral
Sejarah tarian Topeng Ratu Dari
Dulu topeng Ida Ratu Dari ini belum ada tariannya, hingga datanglah raja dari Sukawati yang bernama I Dewa Agung Anom Karna. Beliau menjalankan semedi atau tapa di Pura Payogan Agung meminta petunjuk kepada Hyang Pasupati untuk diberikan anugerah bisa melihat tarian di surga.
Lalu setelah mendapatkan anugerah tersebut dibuatlah tarian untuk melestarikan topeng Ida Ratu Dari ini. Hingga sekarang topeng Ratu Dari ini tersimpan di Gedong Agung, Pura Payogan Agung, Desa Ketewel. Topeng ini sangan sakral dan hanya orang-orang tertentu yang boleh menyentuh topeng ini. Penari yang boleh mementaskan tarian ini pun hanyalah perempuan yang belum mengalami datang bulan.
Hingga saat ini tarian dari topeng Ida Ratu Dari ini masih ada dan dipertunjukkan saat piodalan (upacara keagamaan) di Pura maupun rainan sanggah atau merajan di rumah masyarakat Ketewel. Tarian yang pertama bernama Subandar. Setelah adanya tarian ini, Di Puri Sukawati, Puri Peliatan, dan puri lainnya pun mulai mengembang dan menata tarian tarian dari topeng Ida Ratu Dari sehingga terbentuklah tarian legong keraton.
Baca Juga: Tari Piring Sumatra Barat: Sejarah dan Makna Gerakan Tarian
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.
%PDF-1.4 %âãÏÓ 223 0 obj <> endobj xref 223 43 0000000016 00000 n 0000001912 00000 n 0000002077 00000 n 0000002594 00000 n 0000002803 00000 n 0000003280 00000 n 0000003779 00000 n 0000003893 00000 n 0000004005 00000 n 0000004312 00000 n 0000004649 00000 n 0000004918 00000 n 0000005510 00000 n 0000005785 00000 n 0000006329 00000 n 0000007061 00000 n 0000007690 00000 n 0000008355 00000 n 0000009021 00000 n 0000009487 00000 n 0000009943 00000 n 0000010105 00000 n 0000010388 00000 n 0000010875 00000 n 0000011153 00000 n 0000011665 00000 n 0000012376 00000 n 0000013139 00000 n 0000013822 00000 n 0000014284 00000 n 0000014914 00000 n 0000016098 00000 n 0000058782 00000 n 0000091878 00000 n 0000096706 00000 n 0000097076 00000 n 0000122897 00000 n 0000123311 00000 n 0000123708 00000 n 0000152442 00000 n 0000153414 00000 n 0000001734 00000 n 0000001179 00000 n trailer <<02147E7B0CE26C498BA3F8405E2868DE>]/Prev 801873/XRefStm 1734>> startxref 0 %%EOF 265 0 obj <>stream hÞb```b``ýÄÀÆÀÀÏÊ Ì€ Â@1vŽ)l!'pº0&lzúòvP²ÐüÃÊ\ Ñ™�IÁÃÐé †EÉÇ/\Á-\‚LŽ“5\6xO30)x%|ü‚’ÛÊhÑ×N¬|� ×b| áÚ’òðr„�ˆŠ]£W‰zØœœ½�¯ç„ªûyºÔç«�‚…‘*C›šÃÆ° R)¯x,Úf;YÝ=y¤þ抷/¿hL\À!bP ÄҬб0aŠŒUÈö°›X\\\*:€ Äqq2 âJJJ`aˆ�çâ ‚‹�±±±Y:ª ³1H]ZØ �"·æL Ä®`IÆ7;�0Þbˆdg”b´`øÂdÎð‹‰�é0SSS#ãNÆõ�ŒLŒçþ2>gZÇôˆiãV¦X–öe‹õ…3F¦ale,)PeÞœÆÁØÀx›qƒƒ£(CÃÆž¤ÉŒe@†FM 8?c#¯3#«Åog† †z Y¤‘€#�A"8 %ìxä¿Bø9@š“�mQ…fMØâ°_x¬ç iF Þ ` ‚Ý’ endstream endobj 264 0 obj <>/Filter/FlateDecode/Index[70 153]/Length 27/Size 223/Type/XRef/W[1 1 1]>>stream hÞbb²g`b``Ń3În~0 A³© endstream endobj 224 0 obj <>/Metadata 68 0 R/PageLabels 65 0 R/Pages 67 0 R/StructTreeRoot 70 0 R/Type/Catalog/ViewerPreferences<>>> endobj 225 0 obj <>/ExtGState<>/Font<>/ProcSet[/PDF/Text/ImageC]/XObject<>>>/Rotate 0/StructParents 2/TrimBox[0.0 0.0 595.276 841.89]/Type/Page>> endobj 226 0 obj <> endobj 227 0 obj <> endobj 228 0 obj <> endobj 229 0 obj <> endobj 230 0 obj <> endobj 231 0 obj <> endobj 232 0 obj <>stream H‰\�ÍjÃ0Çï~ ÛCqšõ#…ƒöÁ²=€c+™a±�ãòö“íÒÁ¶~BúÛ’øµ}j�Àß½•´Qg»x‰Ð㨠ۗ ´·(ÝrŽqwëpjÍ`Y]ÿ äü ›Ge{Ü2þæzmFØ|]»-ðnqî'4 hP8ÐC/½Š �'Ù®U”×aÝ‘æ¯âsueŠ÷¹iÎNHôÂŒÈꂬ�ú™¬ahÔ¿|•Uý ¿…gõCIµEAŽø�ùù˜ùù”ùùœù¹Ê\E¾d¾4±ƒ²H¹ØÁí¯ØîƒÊÅ{š1í5 ÇÒï«wÖ©âa¿ ù–Å endstream endobj 233 0 obj <> endobj 234 0 obj <>stream H‰\”ÍjÛ@…÷zŠY&‹ Ûsï�„Á±ð¢?ÔíÈÒØÔ’Ë¿}çè„*°õ‰ÑÌù8pUn÷»}ßM®üž†æ'wêú6ÅëpKMtÇxîúb¹rm×LOós©Ç¢Ì›÷ë/ûþ4UåÊyñ:¥»{Ø´Ã1>å·ÔÆÔõg÷ðk{xtåá6Žâ%ö“[¸õÚµñ”úR�_ëKtå¼íißæõnº?å=ÿÞøy£[ÍÏKÊ4C¯cÝÄT÷çXT‹|]õž¯uûö¿uÜv<5¿ëTT+¼¼Xä[ægò3ø…üÞ’·ày~#¿�ßÉ9´ò<ÓãL¿$/Á+ò ìÉ,d+YÁF6p 0==<===<ý†¼¿’_Átópú|„>¡�ÀGè#ðæ r…¹‚\a® W˜+Èæ r…½ zö&èMØ› 7¡›ÀMÙ›¢7¥›ÂMé¦pSº)Ü”])ºRv¥èJé¬pVz*<•n 7¥�ÂÇ؉¡c®!טkÈ5ær�¹†\c®!טkÈ5veèÊè`p0veèÊècð1veèÊèf³»2teìÊÐU`W]:8:8:8:8:8:8zxzæ†ècZ0NyêÝç¬6·”ò˜ÎŸ†y>1™]?¿ã0º¼¿â¯ jð Ý endstream endobj 235 0 obj <> endobj 236 0 obj <>stream H‰\“ÍjÛ@…÷zŠY&‹ [¾s'apì¼èuû ²4võHŒå…ß¾÷è„*°õ i>�{ДÛýnŸúÉ•ßóÐâäN}êr¼·ÜFwŒç>ËÊu};}\Íÿí¥‹Òî×)^öé4uíÊvó:å»{ØtÃ1>å·ÜÅܧ³{øµ=<ºòpÇ?ñÓän½v]<™èK3~m.Ñ•ó²§}g÷ûéþdkþ=ñó>FWÍ×K†i‡.^Ǧ�¹IçXÔ;Ö®~·c]ÄÔýwß—Oíï&u…‡;¿�_À[ò¼#ïÀoä7ãÕrf;Wä ¼"¯ÀB°'{°’Ì÷®ð^¡Sà:N¡Sà:N¡Sà:Ny&?ƒé—Ù¿!oÀ¯äW0çÌ+œW0¯p^Á¼òN¶bkÏÞ
Bali merupakan pulau yang terkenal dengan kebudayaan dan adat istiadat yang beragam. Masyarakat dari Bali hingga saat ini masih sangat menjaga kebudayaan dan adat istiadat mereka.
Desa Ketewel adalah salah satu wilayah yang masih mempertahankan kekentalan adat dan budaya di daerahnya. Salah satu kebudayaan dan adat istiadat yang menjadi ciri khas Desa Ketewel adalah Topeng legong sakral, Ida Ratu Dari. Untuk tahu lebih lanjut tentang topeng sakral Ratu Dari yang menjadi ciri khas dari Desa Ketewel, simak penjelasannya di bawah.
Nama-nama Topeng Ratu Dari
Setelah Topeng ini distanakan dulu di Alas Jerem (sebelum ada Desa Ketewel), Ida Betara Indra pun memberikan nama pada topeng itu seperti bagaimana bidadari di Surga, di antaranya:
Lanjutkan membaca artikel di bawah
1. Topeng Bidadari Supraba;
2. Topeng Bidadari Sulasih;
3. Topeng Bidadari Nilotama;
4. Topeng Bidadari Tunjung Biru;
5. Topeng Bidadari Gudita;
6. Topeng Bidadari Gagar Mayang.