RT 015 Kelurahan Pagar Agung Gotong Royong Bersih Lingkungan Dan Menanam Pohon

Lahat, Bukit Besak News -Hari ini Minggu RT 015/ RW 05 kelurahan pagar agung, kecamatan lahat Jam 07:00 Wib melakukan budaya gotong royong bersama warga perumnas benkurat geriya alam sejahtera (GAS) dalam rangka membangun kebersamaan dan kerukunan.Minggu 25/12/22.

Tradisi gotong royong memang harus kita lestarikan sebagai bagian dari kearifan lokal. Semua saling bergotong royong untuk menebas,merumput, mengangkut sampah dan menanam 100 pohon seperti pokat,kelapa,pisang sesuai dengan program pemerintah kabupaten lahat.

Ketua RT 15 Budi,Tradisi gotong royong memang harus kita lestarikan sebagai bagian dari kearifan lokal.

"Kami sepakat pengelolaan lingkungan tetap menjadi prioritas agar permukiman kami menjadi indah, bersih, dan nyaman,” kata Ketua RT 015

Candra Warga RT.015 mengatakan dengan gotong royong ini lingkungan sehingga bisa terjaga kebersihan dan keindahannya dengan menanam pohon yang hijau.

Terakhir" Lingkungan Bersih,Indah,Lahat Bercahaya.ucap candra warga RT 015.

KOMPAS.com - Penjabat (Pj) Sekretaris Daerah Kota Makassar Irwan Adnan menekankan pentingnya membangun kembali nilai-nilai gotong royong dan kesetiakawanan dalam masyarakat.

Dia mengatakan itu saat membuka Peringatan Hari Kesetiakawanan Nasional (HKSN) 2024 tingkat Kota Makassar yang digelar Dinas Sosial Makassar di Hotel Four Points, Makassar, Rabu (4/12/2024).

Menurutnya, acara itu menjadi momentum penting untuk memperkuat solidaritas dan kepedulian sosial dalam membangun masyarakat yang tangguh, bahagia, dan sejahtera.

“HKSN adalah pengingat bagi kita semua tentang nilai-nilai sosial yang harus terus dijaga. Gotong royong dan saling membantu adalah kunci membangun masyarakat yang kuat, terutama dalam mendukung perekonomian,” ujarnya dalam siaran pers.

Irwan juga menggarisbawahi pentingnya peran HKSN dalam membangun sumber daya manusia (SDM) yang siap menghadapi visi Indonesia Emas 2045.

Baca juga: Terima Kunjungan Danlantamal VI Makassar yang Baru, Danny Pomanto: Danlantamal VI Selalu Back Up Kami

“Jika kita ingin merajut kesetiakawanan sosial, hal terpenting adalah kepedulian kepada sesama dan sikap adil dalam berbagai aspek, termasuk aspek sosial,” katanya.

Dia mengatakan, semua pihak memiliki tanggung jawab untuk memperhatikan masyarakat, mulai dari anak-anak hingga kelompok rentan, seperti orang dengan gangguan jiwa (ODGJ).

Irwan juga memberikan apresiasi tinggi kepada jajaran Dinas Sosial Kota Makassar yang dinilai bekerja tanpa mengenal waktu demi kesejahteraan masyarakat.

“Dinas Sosial Makassar sangat luar biasa. Mereka bekerja siang dan malam, meski dengan dana yang terbatas,” sebutnya.

Dia menilai, hal tersebut menjadi pelajaran penting bagi Pemkot Makassar untuk lebih menitikberatkan dukungan kepada Dinas Sosial pada masa depan.

Menurutnya, peran dinas sosial sangat vital dalam memperkuat solidaritas sosial, baik di tingkat kecamatan, kelurahan, maupun langsung di masyarakat.

Baca juga: Hadapi Bencana Hidrometeorologi, Pemkot Makassar Siapkan Alat dan SDM

Mengangkat tema “Kuatkan Solidaritas Menuju Indonesia Emas yang Tangguh, Bahagia, dan Sejahtera,” Peringatan HKSN ke-75 ini diharapkan dapat menjadi katalisator untuk memperkuat solidaritas sosial di Kota Makassar.

Irwan pun mengajak seluruh elemen masyarakat untuk terus berkontribusi dalam menciptakan lingkungan yang harmonis dan inklusif.

Dia juga mengajak seluruh instansi pemerintah dan masyarakat untuk bergandengan tangan menciptakan masyarakat yang lebih tangguh dan sejahtera.

Adapun Irwan bersama Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Sosial Kota Makassar secara simbolis membuka acara HKSN 2024.

Kegiatan ini dihadiri berbagai elemen masyarakat, perwakilan instansi pemerintah, dan organisasi sosial.

Baca juga: Cegah Banjir, Pemkot Makassar Lakukan Normalisasi di 2 Kanal

%PDF-1.4 %âãÏÓ 1 0 obj << /Type /Page /MediaBox [ 0 0 612 792 ] /Resources << /ExtGState << /GS6 3 0 R /GS9 4 0 R >> /XObject << /Image5 5 0 R >> /Font << /F1 6 0 R /F2 7 0 R /F3 8 0 R /F4 9 0 R /F5 10 0 R >> >> /Contents 11 0 R /Group << /Type /Group /S /Transparency /CS /DeviceRGB >> /Tabs /S /StructParents 0 /Parent 2 0 R /Rotate 360 >> endobj 3 0 obj << /Type /ExtGState /BM /Normal /ca 1 >> endobj 4 0 obj << /Type /ExtGState /BM /Normal /CA 1 >> endobj 5 0 obj << /Type /XObject /Subtype /Image /Width 260 /Height 266 /ColorSpace /DeviceRGB /BitsPerComponent 8 /Filter /DCTDecode /Interpolate true /Length 9494 >> stream ÿØÿà JFIF Ü Ü ÿÛ C $.' ",#(7),01444'9=82<.342ÿÛ C 2!!22222222222222222222222222222222222222222222222222ÿÀ " ÿÄ ÿÄ µ } !1AQa"q2�‘¡#B±ÁRÑð$3br‚ %&'()*456789:CDEFGHIJSTUVWXYZcdefghijstuvwxyzƒ„…†‡ˆ‰Š’“”•–—˜™š¢£¤¥¦§¨©ª²³´µ¶·¸¹ºÂÃÄÅÆÇÈÉÊÒÓÔÕÖ×ØÙÚáâãäåæçèéêñòóôõö÷øùúÿÄ ÿÄ µ w !1AQaq"2�B‘¡±Á #3RðbrÑ $4á%ñ&'()*56789:CDEFGHIJSTUVWXYZcdefghijstuvwxyz‚ƒ„…†‡ˆ‰Š’“”•–—˜™š¢£¤¥¦§¨©ª²³´µ¶·¸¹ºÂÃÄÅÆÇÈÉÊÒÓÔÕÖ×ØÙÚâãäåæçèéêòóôõö÷øùúÿÚ ? ÷ú(¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ )›×~Ì�ÄgúW ¢Š)€QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE ”ŒÁ– Ôš†êî+H÷HÜö©®zîþk×Û‚< ïþ5ʼnÆ‚¶ï±µ*©¯BÓßBu…œcUÚN>µ¸’,ˆX=®ut™Ì‰Q!äFO8¨­îç±—h üÈÕÃGVŒ¯Z6RÔè�T_»z£©¥ª¶—°Ý¦Q°Ãªž¢­W± Ækš.çM;0¢Š*ÄQE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE %S%•!Bò0UÍ&ÒWa¸ú̾ՒÇN簪ڳϔ„”�×¹ÿ ÃÕ5[ ØO¨ÈC0Ìvéþ²Oð漪¸ÉÖ—²Ã+ù�>Îcí+»#GÝ»Ë#€ª2ò9¨÷=«—Ö>!XéAíôHÖî硺�|‹þèïü¾µÆkþ.Ô5ãå1û=’Ÿ’Ú#òý[ûÇëXÙ„ËcIóÔÖG…ŽÎ¥SÜ¡¤M)µýZãRŒš…Á»SòÈ}†:n•Ûèßâ»U¶ñXaÂÞ¼�÷”Oʼڊï©F#Ë%¡åPÆV£>xÈ÷„m©Õ´É$/ÌsDÙVükfÇWY1øWìÝ�x.‰â=GA˜›IwBÇ÷�IÊ?ÔzûŽkÒô]~ÃÄÿ ¢Ÿ&轫Ÿ›ê§ø‡ë^-\-l¹èëÇÔa3*8ÅÉWIŠE-sV:¤–ÄG&^1ùŠè!ž;ˆÃÆÁ”×^ ëMûU£*oRZ(¢ºŒ‚Š( Š( Š( Š( Š( Š( Š( Š( Š( Š( =+–¸–âúè§,A!TtÓÉ"FŒîÁQFI' ñïxõ_ÎÓt1ÀI]½'²úòyq8Yb-캊XÊxX¹Ë~†�ˆ¼ai¡´°1ÝêC†“¬pý™¿AúW˜ÝÞ\_]Isu3Í<‡,îrMCI]´0ôèG–ùŒ^6®*\ÓaEVçQVÂîK7¼KiZÕkÌíSèMW §· |RÉ«,NÈêr¬§Pi”P$íª=#þ8†ÿ ež´ëÇÝKÌa_Ùýû_�v±=Å•ÊàíÎ=Ãë^]§„¼rúX�OÕC\iÙù«Áôõß—¥yxœº3—´¥¤� Ëó‡ì«ê�s(¨mn ½¶ŽâÚU–r:œ‚*jê=$ÓÕEP0¢Š( ¢Š( ¢Š( ¢Š( ¢Š( ¢Š( ¢Š( ¢Š(*9¦ŽÞšgT�ff8 ôçu�Ý‚ªŒ’N â~<ñÃ듶Ÿa!]:3ó0ãÎ#¿û¾ƒñªŒnÎlN&4!w¸xãÇ’ë²6Ÿ§³G§)Ã7C1õ>‹íùûpÔQ[¥d|ÕjÓ«.iV†�¢ßk·ëia ’C÷�ð õ'°¢æq‹“²(ÇË"Ç3»*¨É'Ò½;ŸÚ@—šöUz­¢žOûÄtúþµužð5‡†ãYœ›ò>iØ}ße¾½Muu”§Ø÷0™r�½WVWŠÊÖAk¼inh‰TǦ+Ï|UðÂ�÷šX&êm‰ùýßîŸnŸJô¬ÑP¤ÑèUÃÓ«Y#åë«[‹+™-®¡xfŒá‘ƨkè�øKNñ5¶Û„òî~îáÌ¿_Qí^â j¼ò/#Ìlw2�’Aíïí[FIŸ?ŠÁN‹ºÕôQEYÂu^ñ�φn¼©7M§Èyy_ö—ßÛ½{¥�õ¶¥eݤ«,«¯zù†ºŸxÆãÃ7»$-&Ÿ+~ö/îÿ ´¾ÿ γœ/ª=L9Ó|“Ø÷ú*K¨/mc¹¶‘e†EŽ§‚*zÄ÷ÓM]Q@Š( Š( Š( Š( Š( Š( ’–¸Ÿˆ~,þÂÓ>ÇhøÔ.”… ót-õì?úÔÒ¹�Z±¥)ÏÄ�‰$Ðôé?t§2©ûÇûƒÛ×ò¯3¥$“’i+¡+#å±åZ|Ò (®£Áþ ¹ñ=Þ÷ÝŸ~öl}ïöWßùP݈§NU%ËVð¿„ï¼Oy²åÚ¡ýíÃØzŸj÷M@°ðõ‚ÚXÅ´uw<³ŸRjÖŸ§ÚévQÙÙ±Cªÿ žM. Ì–32±/•ÍV¥¢åØú\ 4mÝ–j‹ˆí¢2Hا½s+utÇyï£TuÏéZJúæ¦"r2�ä¼�ôQÎ=ÏæC*þí]ž¬°êž³–†”º�Ä—Bum»~êöÅoY_GyG>òúW“ÅñWטàÓõg@pdòÐý·ôi:Ì»4ÛæK¬ǼÃË“ðìß�50¥�Ã7Rqº{ŽU0Õm»3ÐóTõ-2ÏW²’Îöš«v÷†¹ãwt§ysþñ­ÍY%µc#³�ýIÏ¥m‡ÇƵND¬g[ áËTx¯‹üwá©Œñn¸Ó˜ü²ã”öoñèk“¯¨ç‚+˜ãY#qµ‘†A•âž8ð$º�`­&šÍÈêa>‡ÔzÏßÕŒï£>k€ä÷éìpôQEhyGsðÿ Æm¡Ý�>öOø—LÜ1ÿ –,{ýÏÖ½µX0ƒÐ×Ë5ëß¼Znà왞%Í»±ûè?‡ê?—Ò²œzžÆ]‹ÿ —Sù•EVG¶QE QE QE QE QE QE SÔõ4­6âúå¶ÅoaîzWÎZέq­ê×…Éýä­�¹áW²� ¯@ø±¯—žùSÜ`õ?¿—?ˆ¯0­©ÆÊçÏæXŽyû5² (­ ø~çÄš´vVàªýée#ˆ×¹ÿ W±çBrQEÿ xFêvèìb#Δwÿ d{ŸÒ½æÆÊßN³ŠÒÒ%Š—j¢ö¨t�*ÓFÓ¢±³Œ$QŒR{“êM^¬%+ŸM„ÂÆ„|©jŽ«a(bF½X¸�-¡i\áEswr^K½øyØìTiAÇ«=<=9_¢0üOâð΂n ŒK¨\?“io=XûçŠñ˜<9ªkÞ#ºMVí–ãt×û‡±éÜ‘]ÇÄk¦ÿ „§M¶oõpÙ¬Š3Ñ™Û'òQùStí.ïQ,±^:C$‰#(l:¯C•

REPUBLIKA.CO.ID, Istilah kiai dan ajengan dalam sejarah sosial masyarakat Indonesia, dilekatkan untuk mereka yang memiliki kemampuan agama. Julukan ini diberikan baik oleh kalangan ulama atau masyarakat.

Tetapi, ternyata kata dosen sejarah Universitas Indonesia, Mohammad Iskandar, penggunaan istilah kiai dan ajengan tak sama antara kebiasaan di Jawa Tengah atau Jawa Timur dan Jawa Barat. Istilah ajengan diberikan untuk figur ulama yang memiliki kedudukan lebih tinggi dibandingkan kiai.

“Makanya sejarah mencatat di kawasan Priangan, kini masuk wilayah Jawa Barat, sedikit saja yang bergelar ajengan,” kata dia ditemui di sela-sela Seminar Pra Penelitian “Eksplorasi Karya Ulama Nusantara di Lembaga Pendidikan Keagamaan Priangan” yang digelar Balai Litbang Agama Jakarta, kemarin, di Jakarta, Jumat (12/5).

Dia menyebut, KH Ahmad Sanusi, adalah di antara sosok yang mendapat gelar ajengan. Gelar ini melihat posisi dan kedudukan Kiai Sanusi yang tidak hanya mumpuni di bidang agama, tetapi juga keberaniannya mengobarkan perlawanan terhadap penjajah.

Keberadaan Kiai Sanusi, kata dia, dianggap sebagai batu penghalang bagi penjajah. Kiai Sanusi dianggap ‘bermasalah’ karenanya tiap pergerakan Kiai Sanusi, tak terkecuali karya-karya intelektualnya tak luput dari pantauan dan catatan khusus Belanda.

Tetapi justru kebijakan Belanda tersebut, ujar dia, memiliki efek positif bagi terlacaknya jejak pemikiran Kiai Sanusi. Dua karya tafsirnya yaitu Tamsyiat al-Musilmin dan Manbaul Irfan terekam baik dalam catatan Belanda karena bagian isinya menyerukan jihad perlawanan.

Dalam karyanya itu, kata Iskandar, Kiai Sanusi mengutip ayat ke-3 Surah al-Maidah tentang kesempuranaan agama. Umat Islam itu ditakdirkan menjadi umat terbaik dan dibekali potensi kesempurnaan.

”Tetapi jika dijajah mustahil kesempurnaan itu tak akan tercapai,” Kata Iskandar mengutip pernyataan Kiai Sanusi. Keberanaian itulah yang mengantarkan Kiai Sanusi tinggal di balik jeruji penjara Belanda. “Di kawasan Priangan ajengan itu untuk orang-orang hebat,” kata dia.

Yuk, beri rating untuk berterima kasih pada penjawab soal!